Selain untuk menyeduh kopi,
Aeropress menyebut alatnya sebagai espresso maker, sebuah jargon yang terdapat
dalam kemasan mereka sejak alat ini diciptakan tahun 2005 oleh penemunya Alan
Adler, seorang dosek teknik mesin dari Stanford. Diklaim sebagai alat
yang bisa menghasilkan kopi dengan konsentrasi yang pekat, “coffee and
espresso maker”, begitu klaim dalam kemasannya.
Di Amerika dan negara2 Skandinavia
alat ini cukup populer hingga perusahaannya mengadakan kompetisi Aeropress tingkat dunia untuk
memilih peserta terbaik yang bisa menjajikan minuman kopi dalam durasi waktu 8
menit. Di dalam manualnya terdapat petunjuk yang bisa dilakukan untuk
mengeksplorasi rasa dengan cara melakukan tweak faktor2 seperti tingkat
halus-kasar kopi, suhu air, steeping, stirring, durasi atau waktu saat
menekan plunger.
Satu hal yang paling menonjol
dibanding bila dibandingkan dengan teknik menyeduh kopi seperti french press
atau pour over adalah temperatur air. Aeropress sangat menyarankan
untuk menggunakan suhu 80 derajat celsius dengan alasan agar ekstraksi kopi
lebih smooth dan clean.
Sebagaimana kita ketahui, suhu air
yang biasa digunakan untuk menyeduh kopi pada frech press atau pour
over berkisar antara 92-95 derajat celsius, sebuah standard yang
biasa digunakan untuk bisa meng-ekstrak aroma dan rasa kopi. Alasan lain yang
dikemukakan oleh pembuat alat ini, suhu yang lebih rendah dan waktu brewing
yang lebih singkat akan mengurangi tingkat keasaman kopi.
Di dalam box-nya terdapat dua bagian
penting yaitu tabung yang terdiri dari chamber dan plunger. Chamber adalah
tempat kita melakukan brewing dimana pada bagian dasarnya terdapat filter yang
akan menyaring ampas kopi. Tabung yang satu lagi dinamai plunger karena
berfungsi untuk menekan kopi melalui filter.
Selain kedua alat tersebut,
Aeropress menyertakan stirring stick, setumpuk filter kertas beserta
tempatnya, sendok ukur kopi, dan sebuah funnel. Instalasi alat Aeropress
tidaklah rumit, pertama buka cap yang berwarna hitam pada bagian chamber,
lalu pasang filter kertas (bisa dicuci dan digunakan kembali).
Tahap selanjutnya adalah memasukan
kopi yang sudah digiling sebanyak satu sendok ke dalam chamber, lalu
letakan di atas cangkir. Tuang air sesuai indikator angka, misalnya satu sendok
untuk satu cangkir kopi. Atau agar lebih mudah Anda bisa menggunakan plunger
sebagai gelas ukurnya. Saya sengaja melebihkan jumlah air sebanyak 1.5 gelas
sekedar untuk mencoba bagaimana rasanya bila “menyimpang” dari instruksi yang
diberikan.
Setelah itu aduk perlahan hingga
merata (kata Aeropress 10 detik) dan tekan perlahan dengan plunger. Cukup
berat, apalagi kalau grind kopi terlalu halus (saya menggunakan grind
lebih halus dibanding french press). Karena tekanan udara yang dihasilkan dari
plunger cukup besar, cairan kopi akan turun sebelum alatnya menyentuh
permukaannya.
Saya akan terus melakukan eksperimen
dengan alat ini untuk menghasilkan rasa yang sesuai dengan selera pribadi : grind
setting, stirring time, plunger time, dan juga suhu air. Selebihnya,
Aeropress tentu bukan mesin espresso dan tidak menghasilkan minuman tersebut
walaupun dalam kemasannya disebut espresso coffee maker.
*
* * * *
source: cikopi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar