Selasa, 23 April 2013

Aeropress



Selain untuk menyeduh kopi, Aeropress menyebut alatnya sebagai espresso maker, sebuah jargon yang terdapat dalam kemasan mereka sejak alat ini diciptakan tahun 2005 oleh penemunya Alan Adler, seorang dosek teknik mesin dari Stanford.  Diklaim sebagai alat yang bisa menghasilkan kopi dengan konsentrasi yang pekat, “coffee and espresso maker”, begitu klaim dalam kemasannya.  

Di Amerika dan negara2 Skandinavia  alat ini cukup populer hingga perusahaannya mengadakan kompetisi Aeropress tingkat dunia untuk memilih peserta terbaik yang bisa menjajikan minuman kopi dalam durasi waktu 8 menit. Di dalam manualnya terdapat petunjuk yang bisa dilakukan untuk mengeksplorasi rasa dengan cara melakukan tweak faktor2 seperti tingkat halus-kasar kopi, suhu air, steeping, stirring, durasi atau waktu saat menekan plunger.
Satu hal yang paling menonjol dibanding bila dibandingkan dengan teknik menyeduh kopi seperti french press atau pour over adalah temperatur air. Aeropress sangat menyarankan untuk menggunakan suhu 80 derajat celsius dengan alasan agar ekstraksi kopi lebih smooth dan clean.
Sebagaimana kita ketahui, suhu air yang biasa digunakan untuk menyeduh kopi pada  frech press atau pour over berkisar antara 92-95 derajat celsius, sebuah standard yang biasa digunakan untuk bisa meng-ekstrak aroma dan rasa kopi. Alasan lain yang dikemukakan oleh pembuat alat ini, suhu yang lebih rendah dan waktu brewing yang lebih singkat akan mengurangi tingkat keasaman kopi.
Di dalam box-nya terdapat dua bagian penting yaitu tabung yang terdiri dari chamber dan plunger. Chamber adalah tempat kita melakukan brewing dimana pada bagian dasarnya terdapat filter yang akan menyaring ampas kopi. Tabung yang satu lagi dinamai plunger karena berfungsi untuk menekan kopi melalui filter.
Selain kedua alat tersebut, Aeropress menyertakan stirring stick, setumpuk filter kertas beserta tempatnya, sendok ukur kopi, dan sebuah funnel. Instalasi alat Aeropress tidaklah rumit, pertama buka cap yang berwarna hitam pada bagian chamber, lalu pasang filter kertas (bisa dicuci dan digunakan kembali).
Tahap selanjutnya adalah memasukan kopi yang sudah digiling sebanyak satu sendok ke dalam chamber, lalu letakan di atas cangkir. Tuang air sesuai indikator angka, misalnya satu sendok untuk satu cangkir kopi. Atau agar lebih mudah Anda bisa menggunakan plunger sebagai gelas ukurnya. Saya sengaja melebihkan jumlah air sebanyak 1.5 gelas sekedar untuk mencoba bagaimana rasanya bila “menyimpang” dari instruksi yang diberikan.
Setelah itu aduk perlahan hingga merata (kata Aeropress 10 detik) dan tekan perlahan dengan plunger. Cukup berat, apalagi kalau grind kopi terlalu halus (saya menggunakan grind lebih halus dibanding french press). Karena tekanan udara yang dihasilkan dari plunger cukup besar, cairan kopi akan turun sebelum alatnya menyentuh permukaannya.
Saya akan terus melakukan eksperimen dengan alat ini untuk menghasilkan rasa yang sesuai dengan selera pribadi : grind setting, stirring time, plunger time, dan juga suhu air. Selebihnya, Aeropress tentu bukan mesin espresso dan tidak menghasilkan minuman tersebut walaupun dalam kemasannya disebut espresso coffee maker.
* * * * *

 source: cikopi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar